SIKAP POSITIF SISWA TERHADAP MATEMATIKA

04/05/2010 00:37

Sikap Positip Siswa terhadap Matematika

          Seperti telah diuraikan di atas, tujuan pendidikan matematika antara lain adalah penekanannya pada pembentukan sikap siswa. Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak sesuatu, konsep, kumpulan ide, atau kelompok individu. Matematika dapat diartikan sebagai suatu konsep atau ide abstrak yang penalarannya dilakukan dengan cara deduktif aksiomatik. Hal ini dapat disikapi oleh siswa secara berbeda-beda, mungkin menerima dengan baik atau sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap matematika adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak matematika.

          Agar siswa dapat menerima pelajaran matematika atau memberikan respon positif setelah mengikuti pelajaran matematika perlu ditanamkan sikap positif siswa terhadap matematika. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran matematika perlu diperhatikan sikap positif siswa terhadap matematika. Artinya setelah siswa belajar matematika, sikap siswa lebih positif terhadap matematika (mempunyai respon positif atau lebih menyukai matematika. Sikap positif siswa terhadap pelajaran menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan dirinya untuk meningkatkan prestasi dalam belajar. Hal senada juga diungkapkan oleh  Baso Intang Sappaile (2003) bahwa sikap siswa terhadap matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Sikap positif tersebut seperti yang diungkapkan oleh  Proctor (2001) berikut ini.

A positive mental attitude is the belief that one can increase achievement through optimistic thought processes. A positive attitude comes from observational learning in the environment and is partially achieved when a vision of good natured change in the mind is applied toward people, circumstances, events, or behaviors.

 

               Artinya sikap mental positif adalah salah satu kepercayaan yang dapat meningkatkan prestasi melalui proses-proses pemikiran yang optimis. Sikap positif datang dari pengalaman pelajaran di dalam lingkungan dan secara parsial dicapai ketika suatu visi perubahan yang baik di dalam pikiran itu diterapkan terhadap orang-orang, keadaan, kejadian, atau perilaku-perilaku.

                Dari hasil wawancara terhadap beberapa siswa didapatkan bahwa mereka menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana. Makin tinggi tingkatan sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya akan semakin berkurang minatnya. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap matematika memiliki ciri antara lain terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika, menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan tuntas, dan selesai pada waktunya.

                  Dengan demikian, untuk menumbuhkan sikap positif terhadap matematika, perlu diperhatikan agar penyampaian matematika dapat menyenangkan, mudah dipahami, tidak menakutkan, dan tunjukkan bahwa matematika banyak kegunaannya. Oleh karena itu, materi harus dipilih dan disesuaikan dengan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan tingkat kognitif siswa, dimulai dengan cara-cara informal melalui pemodelan sebelum dengan cara formal. Dari pengalaman ini diharapkan siswa mempunyai pengalaman yang baik terhadap pelajaran matematika sehingga mengalami perubahan berpikir tentang matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan.

Back

Search site

yudhiproduction© 2010

https://wahyudiuksw.webnode.com